Selasa, 09 Agustus 2016

Resume buku Sosiolinguistik Bab 4

Nah sahabat berjumpa lagi dengan blog sayaaa.. Kali ini penulis akan memaparkan hasil resume buku Sosiolinguistik BAB 4.  Ini dia hasil resumenyaa...



BAB 4 PERISTIWA TUTUR DAN TIDAK TUTUR
 
Dalam setiap proses komunikasi terjailah peristiwa tutur dan tindak tutur dalam satu situasi tutur. Yang dimaksud dengan peristiwa tutur adalah berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, di dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Seperti yang terjadi dalam keadaan sehari-hari; proses tawar menawar dipasar, rapat di gedung dewan, dsb.  Dell Hymes (1972) suatu peristiwa tutur harus memenuhi delapan komponen, kedelapan komponen itu adalah:
  • 1.      Setting and scene. Setting Berkenaan dengan waktu dan tempat tutur berlangsung, sedangkan scene mengacu pada situasi tempat dan waktu, atau psikologis pembicaraan. Waktu, tempat, situasu tutur yang berbeda dapat menyebankan penggunaan variasi bahasa yang berbeda.
  • 2.      Participants. Pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan, bisa pembicara, dan pendengar, penyapa, pesapa, atau pengirim, dan penerima (pesan).
  • 3.      Ends,merujuk pada maksud dan tujuan.
  • 4.      Act sequence. Mengacu pada bentuk dan ujaran.
  • 5.      Key. Mengacu pada nada, cara, semangat dimana suatu pesan disampaikan: dengan senang hati, serius, singkat, dsb.
  • 6.      Instrumentalities. Mengacu pada jalur bahasa yang digunaka, seperti jalur lisan dan tulisan.
  • 7.      Norm of Interaciton and interpretation, mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi. Seperti cara beriterupsi, bertanya.
  • 8.      Genre, mengacu pada jenis bentuk dan penyampaian. Seperti narasi, puisi, pepatah, dsb.
Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur merupakan gejala individu., bersifat psikologis, dan keberlangsungannya di tentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Tindak tutur terfokus pada makna atau arti tindakan dalam tuturnya. Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan suatu gelaja yang di timbulkan dari proses komunikasi.
 
Sebelum kita membicarakan teori tindak tutur alangkah baiknya kita bicarakn dulu pembagian jenis kalimat yang dilakukan oleh para ahli tata bahasa tradisional. Tata bahasa tradisional terbagi tiga. 1. Kalimat deklaratif 2. Kalimat interogatif 3. Kalimat inperatif. Kalimat deklaratif adalah kalimat yang isinya hanya meminta pendengar atau yang mendengar kalimat itu menaruh perhatian saja, tanpa memerlukan komentar. Kalimat interogatif adalah kalimat yang isinya meminta pendengar atau yang mendengar kalimat itu untuk memberi jawaban secara lisan. Sedangkan kalimat imperatif adalah kalimat yang isinya meminta agar si pendengar atau yang mendengar kalimat itu memberi tanggapan berupa tindakan atau perbuatan yang diminta.
 
Austin (1962) membedakan kalimat deklaratif berdasarkan makananya menjadi kalimat konstantif atau kalimat performatif. Yang di maksud kalimat performatif adalah kalimat yang berisi pernyataan belaka seperti, “ ibu dosen kami cantik sekali.”sedangkan kalimat performatif adalah kalimat yang berisi perlakuan. Artinya apa yang di ucapkan oleh si pengujar berisi apa yang dilakukannya. Misalnya ucapan rektor dalam pembukaan acara, “Dengan ucapan bismillah acara rektor cup ini saya buka.”
 
Tindak tutur yang dilangsungkan dengan kalimat performatif oleh Austin (1962: 100-102) dirumuskan sebagai tiga peristiwa tidakan yang berlangsung sekaligus, yaitu 1.  Tindak tutur lokusi 2. Tindak tutur ilokusi 3. Tindak tutur perlokusi. Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat bermakna dan dapat dipahami. Misalnya, “Ibu guru berkata kepada saya agar saya membantunya.” Tindakan tutur ilokusi adalah tindak tutur yang biasanya didefinisikan dengan kalimat performatif yang eksplisit. Misalnya, “Ibu guru menyuruh saya agar segera berangkat.” Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku non linguistik dari orang lain. Misalnya, “mungkin ibu menderita penyakit jantung korones”. Maka si pasien akan merasa panik dan sedih.
 
Tindak tutur sebenarnya merupakan selah satu fenomena dalam masalah yang lebih luas, yang dikenal dengan istilah pragmatik. Fenomena lainnya dalam kajian pragmatik adalah dieksis, presuposisi dan implikatur percakapan. Sebagai topik yang melengkapi deiksis, presuposisi dan implikatur percakapan, pragmatik lazim diberi definisi sebagai “telaah mengenai hubungan antara lambang dengan penafsiran.” (Purwo 1990: 15) yang di maksudkan dengan lambang disini adalah ujaran.
 
Yang dimaksud dieksis adalah hubungan antar kata yang digunakan di dalam tindak tutur dengan referen kata itu yang tidak tetap atau dapat berubah dan berpindah. Kata-kata yang refennya bis ajadi tidak tetap ini disebut kata-kata deiktis. Kata-kata yang referensnya dieksis ini, antara lain, adalah kata-kata yang berkemaa dengan pesona (dalam tindak tutur berupa kata-kata yang menyatakan tempat, seperti di sini, si sana, di situ), dan waktu (dalam tindak tutur berupa kata-kata yang menyatakan waktu, seperti tadi, besok, nanti dan kemarin). Perhatikan contoh berikut!
                        A dan B sedang bercakap-cakap, dengan akhir dari percakapan itu berupa:
                        A: Saya belum bayar SPP: belum punya uang.
                        B: Sama, saya juga.
 
Jelas kata saya pada percakapan itu, pertama mengacu pada A; lalu, mengacu pada D maka, kata saya itu bersifat deiktis.
 
Sedangkan yang dimaksud dalam tindak tutur adalah makna atau informasi “tambahan” yang terdapat dalam ujaran yang digunakan secara tersirat. Jadi dalam ujaran tersebeut selain mendapat makna “asal” yang tersirat dalam ujaran itu, terdapat pula makna lain yang hanya bisa di pahami secara tersirat. Misalnya, “Tolong panggilkan nama saya di Padang Arafah nanti.” Mempunyia presuposisi bahwa yang diminta tolong akan berangkat menuanikan ibadah haji, dan meminta tolong sudah mengetahui hal itu, dan juga dia mempunyai keinginan untuk menunaikan ibadah haji itu juga.
 
 
Semoga bermanfaat ya kawaaaan.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar