Selasa, 09 Agustus 2016

Resume buku Sosiolinguistik

Ingin Membaca?

Resume Buku Sosiolinguistik Abdul Chaer & Leone Agustina


Judul                : Sosiolinguistik Perkenalan Awal
Pengarang       : Abdul Chair
Penerbit           : Rineka Cipta
ISBN               : 978-079-518-647-2
Cetakam ke    : Edisi Revisi
Tahun Terbit    : 2010
Bahasa            : Indonesia
Jumlah Hlm     : ix+268
Kertas Isi        : HVS
Cover              : Soft
Ukuran            : 15,5×23,5 CM
Berat               : 400 Gram
 
 
 
 
BAB 1 PENDAHULUAN
 
Sosiolinguistik merupakan gabungan dari dua disiplin keilmuan; sosiologi dan lingustik. Tujuan dari sosiolinguistik sendiri untuk memecahkan dan mengatasi masalah-masalah dalam masyarakat, khususnya dalam kebahasaan. Baik secara mikrolinguistik maupun makrolinguistik. De saussure (1916) menyatakan, bahasa adalah satu lembaga kemsyarakatan, yang sama dengan kemasyarakatan lain, seperti perkawinan, pewarisan harta peninggalan, dan sebagainya. Oleh karena itu, masyarakat sendiri sebagai pelaku dalam bahasa memberikan warna tersendiri, bahkan memunculkan ragam bahasa pada bahasa itu sendiri.
Dapat kita tarik kesimpulan bahwa sosiolinguistik dapat didefinisikan;
  1.       Sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai bahasa, serta hubungan antara para bahasawan dengan ciri dan fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa ( Kridalaksana 1978: 94)
  2.       Pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan (Nababan 1984:2)
Tahun 1964 diadakan konferensi pertama sosiolinguistik yang diadakan di University of california, Los Angeles. Dari pertemuan itu di temukan 7 dimensi masalah dalam sosiolinguistik.
  • 1.      Identitas sosial dari penutur
  • 2.      Identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi.
  • 3.      Lingkungan sosial tempat peristiea tutur tejadi
  • 4.      Analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial
  • 5.      Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk ujaran
  • 6.      Tingkat variasi dan ragam linguistik
  • 7.      Penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.
Ketujuh bagian di atas sangat urgen untuk di ketahui sebelum memasaki bagian-bagian lain dalam linguistik.
Pengetahuan akan sosiolinguistik dapat kita manfaatkan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain (masyarakat); ragam bahasa, bahasa apa yang harus kita gunakan jika kita berbicara dengan orang tertentu, dengan anak-anak, ayah, kakek dan dengan teman sepergaualan, mana bahasa yang di pakai buat ujaran komunikasi, dan mana bahasa yang digunakan dalam sebuah punulisan buku. Tentu antara semua itu mempunyai penggunaan bahasa yang berbeda. Termasuk pula kita akan mengetahui etika dalam berbahasa, kapan menggunaan kata saya, aku, kamu, anda dalam skrup internal.
 
 
BAB 2 KOMUNIKASI BAHASA
 
Setelah kita mengetahui fungsi dari sebuah bahasa. Tidaklah kita berhenti sampai disitu saja, pada hakikatnya bahasa adalah sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbiter, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.
 
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu di bentuk oleh komponen-kompenen yang berpola secara tetap dan dapat di kaidahkan. Namun, sebagai sebuah sistem, bahasa selain bersifat sistematis juga bersifat sistemis. Dengan sistematis maksudnya, bahasa itu tersusun menurut pola tertentu, tidak secara tersusun secara acak atau sembarangan. Sedangkan sistemis artinya sistem bahasa itu bukan meruapakan sebuah sistem tunggal, melainkan terdiri dari sejumlah subsistem mprfologi, subsistem sintaksis, dan subsistem leksikon.
 
Sistem bahasa yang dibicarakn di atas adalah berupa lambang-lambang dalam bentuk bunyi; makna dan konsep. Seperti lambang basaha yang berbunyi “Kuda” melambangkan konsep atau makna ‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai.’ Lambang bunyi bahasa bersifat arbiter. Artinya, hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannnya tidak bersifat wajib, bisa berubah, dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Namun, meskipun lambang itu bersifat arbiter, pun bersifat konvensional. Artinya setiap penutur bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan dangan yang limabngkan, seperti kasus kuda yang telah kita bicarakan.
 
Selain itu, bahasa juga bersifat produktif. Dengan sejumlah unsur yang terbatas, namun dapat di buat satuan-sautan dan ujaran-ujaran yang hampir tidak terbatas. Kasus seperti ini bisa kita jumpai dalam kamus bahasa Indonesia. 23.000 kata dalam kamus tersebut dalam di buat beratus-ratus juta lagi. Bahasa juga bersifat dinamis, maksudnya, selalu berubah-berubah sesuai kurun waktu dan kejadian-kejadian pada waktu itu. Selian itu,  jumlah penutur dan pengguna yang berbeda juga bersifat heterogen dan mempunyai latar belakang yang berbeda, maka pada akhirnya bahasa itu sendirimempunyai banyak ragam; Surabaya, Jogja, Banyumas, Pekalongan, walau secara keseluruhan daerah tersebut menggunakan bahasa jawa, namun bahasa jawa yang di gunakan mempunyai perbadaan. Dan bahasa bersifat manusiawai, alat komunikasi yang verbal hanya dimiliki manusia.
Dalam konsep sisolinguistik, bahasa adalah alat, berfungsi untuk menyampaikan pikiran, lebih luasnya (Fishman: 1973) fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaraan.
  • 1.      Dari sudut penutur bahasa bersifat pribadi, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya.
  • 2.      Dari sudut pendengar, bahasa bersifat rediktif(mengatur tingkah laku pendengar) yaitu si pendengar melakukan kegiatan sesuai dengan yang dimaui si pembicara.
  • 3.      Dilihat dari sudut topik ujaran, bahasa sebagai refsensial maksudnya untuk membicarakan objek peristiwa yang terjadi di sekeliling penutur.
  • 4.      Sedangkan bahasa dari kode yang digunakan berfungsi metalinguistik, yakni bahasa digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri., seperti masalah ekonomi, politik, dsb.
  • 5.      Dan yang terakhir bahasa dari segi amanat, untuk menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan; baik yang sebenarnya atau yang sekedar imajinasi.
Sebagai mana yang kita ketahui, bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah proses pertukaran informasi anatara individual melalui simbol, tanda, atau tingkah laku yang umum.
Ada tiga komponen yang harus ada dalam berkomunikasi. 1. Pihak yang berkomunikasi. 2. Informasi yang dikomunikasikan. 3. Alat yang digunakan dalam komunikasi. Pihak yang berkomunkiasi minimal terdiri dari dua orang 1. Sender (pengirim informasi) 2. Receiver (penerima informasi). Sedangkan inrofmasi bisa berupa ide, gagasan, keterangan, dsb. Alat yang digunakan dapat berupa gambar, petunjuk, juga bisa gerak tubuh (kinesik).
 
Dalam komunikasi bahasa, terdapat dua macam komunikasi; searah, dan komunikasi dua arah. Dalam komunikasi searah, si pengirim tetap sebagai pengirim dan si penerima tetap menjadi penerima. Sifat dari komunikasi searah lebih pada pemberitahuan, cotohnya sepeti Khutbah di mesjid gereja tanpa melakukan tanya jawab. Sedangkan komunikasi dua arah, si pengirim bisa menjadi penerima, pun si penerima bisa jadi pengirim. Contohnya dalam rapat, diskusi, perundingan, dsb.
 
Sebagai alat komunikasi, bahasa itu sendiri terdiri dari dua aspek, yaitu aspek lingustik, dan aspek nonlinguistik. Aspek linguistik mencakup tataran fonologis, morfologis, dan sintaksis. Ketiga tataran ini mendukung terbentuknya yang akan di sampaikan, yaitu semantik (makna, gagasan, ide, konsep). Adapun nonlinguistik mencakup. 1. Kualitas ujaran, seperti falseto (suara tinggi), stacatto (suara terputus-putus) dsb. 2. Unusr supra segmental yaitu tekanan (stres), nada (pitch) dan intonasi. 3. Jarak dan gerak-gerik tubuh. 4. Rabaan, yang berkenaan dengan indra perasa.
 
Sebagai manusia, tentu kita berbeda dari hewan dari berbagai aspek, walau mempunyai kesamaan yaitu mengeluarkan bunyi. Disini manusia mempunyai banyak keistimewaan, diataranya:
  • 1.      Bahsa itu mengunakan jalur vokal auditif.
  • 2.      Partisipan dalam komunikasi bahasa dapat saling berkomunikasi.
  • 3.      Lambang bahasa itu menjadi umpan balik yang lengkap.
  • 4.      Lambang-lambang bunyi dalam komunikasi bahasa adalah bermakna atau merujuk pada hal-hal tertentu.
  • 5.      Hubungan antara lambang bahasa dengan maknanya bukan di tentukan oleh adanya suatu ikatan antara keduanya; tetapi ditentukan oleh suatu persetujuan atau konvensi di antara penutur suatu bahasa.
  • 6.      Bahasa sebagai alat komunikasi manusia dapat dipisahkan menjadi unit satuan-satuan, yakni kalimat, kata, morferm, dan fonem.
  • 7.      Kepandai dan kemahiran untuk menguasai aturan-aturan dan kebiasaan-kebiasaan berbahasa manusia diperoleh dari belajar, bukan melalui gen-gen yang di bawa sejak lahir.
  • 8.      Basaha dapat digunakan untuk menyatak yang benar dan tidak benar, atau jug ayang tidak bermakna secara logika.
  • 9.      Dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar