Linguistik adalah ilmu bahasa , atau telaah ilmiah mengenai bahasa manusia
Linguistik juga sering disebut lingistik umum (general linguistics) karena linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja (seperti bahasa jawa), melainkan mengkaji bahasa pada umumnya.
Linguistik umum adalah linguistik yang mempelajari : kaidah-kaidah bahasa secara umum, bukan bahasa tertentu. Kaidah-kaidah khusus / spesifik mempelajari bahasa arab/bahasa sunda. Kajian khusus ini juga bisa dilakukan terhadap satu rumpun / subrumpun bahasa misal rumpun bahasa austronesia, atau subrumpun indo-german.
Langage : berarti bahasa secara umum, seperti tampak dalam ungkapan “manusia punya bahasa sementara hewan tidak”.
Langue : artinya suatu bahasa tertentu, seperti bahasa arab, bahasa inggris, atau bahasa jawa
Parole : adalah bahasa dalam wujudnya yang konkret yang berupa ujaran.
Linguistik juga sering disebut lingistik umum (general linguistics) karena linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja (seperti bahasa jawa), melainkan mengkaji bahasa pada umumnya.
Linguistik umum adalah linguistik yang mempelajari : kaidah-kaidah bahasa secara umum, bukan bahasa tertentu. Kaidah-kaidah khusus / spesifik mempelajari bahasa arab/bahasa sunda. Kajian khusus ini juga bisa dilakukan terhadap satu rumpun / subrumpun bahasa misal rumpun bahasa austronesia, atau subrumpun indo-german.
Langage : berarti bahasa secara umum, seperti tampak dalam ungkapan “manusia punya bahasa sementara hewan tidak”.
Langue : artinya suatu bahasa tertentu, seperti bahasa arab, bahasa inggris, atau bahasa jawa
Parole : adalah bahasa dalam wujudnya yang konkret yang berupa ujaran.
OBJEK LINGUISTIK: BAHASA
PENGERTIAN BAHASA
Kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian. Kata bahasa yang terdapat pada kalimat bisa menunjuk pada beberapa arti atau kategori lain. Menurut peristilahan de Saussure, bahasa
bisa berperan sebagai parole, langue, langage. Sebagai objek kajian
linguistik, karole merupakan objek konkret karena parole itu berwujud
ujaran nyata yang diucapkan oleh para bahasawan dari suatu masyarakat
bahasa. Langue merupakan objek yang abstrak karena langue itu berwujud
sistem suatu bahasa tertentu secara keseluruhan. Langage merupakan objek
yang paling abstrak karena dia berwujud sistem bahasa yang universal.
“ Apakah bahasa itu?” Seperti yang dikemukakan Kridalaksana (1983 dan
juga dalam Djoko Kentjono 1982) “ Bahasa adalah sistem lambang bunyi
yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk
bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri”. Definisi ini
sejalan dengan definisi dari Barber(1964: 21), Wardhaugh(1977:3),
Trager(1949:18), de Saussure(1966:16) dan Bolinger(1975:15).
Masalah yang berkenaan dengan pengertian bahasa adalah bilamana
sebuah tuturan disebut bahasa, yang berbeda dengan bahasa lainnya dan
bilamana hanya dianggap sebagai varian dari suatu bahasa lainnya dan
hanya dianggap sebagai varian dari suatu bahasa. Dua buah tuturan bisa
disebut sebagai dua bahasa yang berbeda berdasarkan dua buah patokan,
yaitu patokan linguistis dan patokan politis. Masalah lain adalah arti
bahasa dalam pendidikan formal di sekolah menengah bahwa” bahasa adalah
alat komunikasi”. Jawaban ini tidak salah tetapi juga tidak benar sebab
hanya mengatakan” bahasa adalah alat”.
Oleh karena itu, meskipun bahasa itu tidak pernah lepas dari manusia,
dalam arti tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa,
tetapi karena ”rumitnya” menentukan suatu parole bahasa atau bukan,
hanya dialek saja dari bahasa yang lain, maka hingga kini belum pernah
ada angka yang pasti berapa jumlah bahasa yang ada di dunia ini.
HAKIKAT BAHASA
Beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa adalah
Bahasa sebagi Sistem
Kata sistem sudah biasa digunakan dalam kegiatan sehari-hari dengan
makna ‘cara’ atau ‘aturan’, tapi dalam kaitan dengan keilmuan, sistem
bararti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang
bermakna atau berfungsi. Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus
bersifat sistematis dan sistemis. Dengan sistematis, artinya bahasa itu
tersusun menurut pola, tidak tersusun secara acak, secara sembarangan.
Sedangkan sistemis, artinya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal,
tetapi terdiri juga dari sub- subsistem atau sistem bawahan.
Bahasa sebagai Lambang
Kata lambang sering dipadankan dengan kata simbol dengan pengertian
yang sama. Lambang dikaji orang dengan kegiatan ilmiah dalam bidang
kajian yang disebut ilmu Semiotika atau Semiologi, yaitu ilmu yang
mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia termasuk
bahasa. Dalam semiotika atau semiologi dibedakan adanya beberapa jenis
tanda, yaitu antara lain tanda (sign), lambang (simbol), sinyal
(signal), gejala (symptom), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan
ikon. Dengan begitu, bahasa adalah suatu sistem lambang dalam wujud
bunyi- bahasa, bukan dalam wujud lain.
Bahasa adalah Bunyi
Sistem bahasa itu bisa berupa lambang yang wujudnya berupa bunyi.
Kata bunyi, sering sukar dibedakan dengan kata suara. Secara teknik,
menurut Kridalaksana (1983: 27) bunyi adalah kesan dari pusat saraf
sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena
perubahan- perubahan dalam tekanan udara. Lalu yang dimaksud dengan
bunyi pada bahasa atau yang termasuk lambang bahasa adalah bunyi- bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Jadi, bunyi yang bukan
dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. Tetapi
tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi
bahasa, seperti teriak, bersin, batuk- batuk, dan sebagainya.
Bahasa itu Bermakna
Bahasa itu adalah sistem lambang yang berwujud bunyi, maka tentu ada
yang dilambangkan. Yang dilambangkan itu adalah suatu pengertian,
konsep, ide atau pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi. Oleh
karena lambang- lambang itu mengacu pada suatu konsep, ide atau suatu
pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna. Lambang-
lambang bunyi bahasa yang bermakna itu di dalam bahasa berupa satuan-
satuan bahasa yang berwujud morfem, kata, frase, klausa, kalimat dan
wacana. Karena bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang tidak
mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa.
Bahasa itu Arbitrer
Kata arbitrer bisa diartikan “ sewenang- wenang, berubah- ubah, tidak
tetap, mana suka”. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah
tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi
itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut.
Bahasa itu Konvensional
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkan
bersifat arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep
tertentu bersifat konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat
bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk
mewakili konsep yang diwakilinya.
Bahasa itu Produktif
Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti
produktif adalah “ banyak hasilnya “ atau lebih tepat “ terus- menerus
menghasilkan “. Lalu, kalau bahasa itu dikatakan produktif, maka
maksudnya, meskipun unsur- unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan
unsur- unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan- satuan
bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai
dengan sistem yamg berlaku dalam bahasa itu.
Bahasa itu Unik
Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki
oleh yang lain. Bahasa dikatakan unik yang artinya setiap bahasa
memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh bahasa lain. Salah satu
keunikan bahasa Indonesia adalah bahwa tekanan kata tidak bersifat
morfemis, melainkan sintaksis, artinya jika kita memberi tekanan pada
kata dalam kalimat maka makna kata itu tetap.
Bahasa itu Universal
Bahasa bersifat universal artinya ada ciri- ciri yang sama yang
dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Ciri- ciri yang
universal ini tentunya merupakan unsur bahasa yang paling umum, yang
bisa dikaitkan dengan ciri- ciri atau sifat- sifat bahasa lain.
Bahasa itu Dinamis
Bahasa adalah satu- satunya milik manusia yang tidak pernah lepas
dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu
sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Karena keterikatan dan
keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupannya di
dalam masyarakat, kegiatan manusia itu tidak tetap dan selalu berubah,
maka bahasa itu juga menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap dan tidak
statis. Karena itulah bahasa itu disebut dinamis.
Bahasa itu Bervariasi
Anggota masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari berbagai orang
dengan berbagai status sosial dan berbagai latar belakang budaya yang
tidak sama. Anggota masyarakat bahasa itu ada yang berpndidikan baik ada
juga yang tidak, ada yang tinggal di kota ada yang tinggal di desa, ada
orang dewasa dan kanak- kanak. Oleh karena latar belakang dan
lingkungannya tidak sama maka bahasa yang mereka gunakan menjadi
bervariasi atau beragam.
Bahasa itu Manusiawi
Alat komunikasi manusia yang namanya bahasa adalah bersifat
manusiawi, dalam arti hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh
manusia. Alat komunikasi binatang bersifat terbatas. Dalam arti hanya
untuk keperluan hidup “ kebinatangannya” itu saja. Kalaupun ada binatang
yang dapat mengerti dan memahami serta melakukan perintah manusia dalam
bahasa manusia adalah berkat latihan yang diberikan kepadanya.
BAHASA DAN FAKTOR LUAR BAHASA
Objek kajian linguistik mikro adalah struktur intern bahasa atau
sosok bahasa itu sendiri, sedangkan kajian linguistik makro adalah
bahasa dalam hubungannya dengan faktor- faktor di luar bahasa yaitu
tidak lain daripada segala hal yang berkaitan dengan kegiatan manusia di
dalam masyarakat, sebab tidak ada kegiatan yang tanpa berhubungan
dengan bahasa.
Masyarakat Bahasa
Kata masyarakat biasanya diartikan sebagai sekelompok orang (dalam
jumlah yang banyaknya relatif ), yang merasa sebangsa, seketurunan,
sewilayah tempat tinggal atau yang mempunyai kepentingan sosial yang
sama. Yang dimaksud dengan masyarakat bahasa adalah sekelompok orang
yang merasa menggunakan bahasa yang sama. Karena titik berat pengertian
masyarakat bahasa pada “ merasa menggunakan bahasa yang sama”, maka
konsep masyarakat bahasa dapat menjadi luas dan dapat menjadi sempit.
Variasi dan Status Sosial Bahasa
Dalam beberapa masyarakat tertentu ada semacam kesepakatan untuk
membedakan adanya dua macam variasi bahasa yang dibedakan berdasarkan
status pemakaiannya. Yang pertama adalah variasi bahasa tinggi ( T )
digunakan dalam situasi- situasi resmi, seperti pidato kenegaraan,
bahasa pengantar dalam pendidikan, khotbah, surat- menyurat resmi dan
buku pelajaran, variasi T ini harus dipelajari melalui pendidikan formal
di sekolah- sekolah. Yang kedua adalah variasi bahasa rendah ( R )
digunakan dalam situasi tidak formal, seperti di rumah, di warung, di
jalan, dalam surat- surat pribadi dan catatan untuk diri sendiri,
variasi R ini dipelajari secara langsung di dalam masyarakat umum dan
tidak pernah dalam pendidikan formal. Adanya pembedaan variasi bahasa T
dan bahasa R disebut dengan istilah diglosia ( Ferguson 1964 ).
Masyarakat yang mengadakan pembedaan ini disebut masyarakat diglosis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar