Identifikasi Morfem
Untuk menentukan bahwa sebuah satuan bentuk merupakan morfem atau
bukan kita harus membandingkan bentuk tersebut di dalam bentuk lain.
Bila satuan bentuk tersebut dapat hadir secara berulang dan punya makna
sama, maka bentuk tersebut merupakan morfem. Dalam studi morfologi
satuan bentuk yang merupakan morfem diapit dengan kurung kurawal ({ })
kata kedua menjadi {ke} + {dua}.
Morf dan Alomorf
Morf adalah nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya.
Sedangkan Alomorf nama untuk bentuk bila sudah diketahui status
morfemnya (bentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama)
.
Melihat . me-
Membawa . mem-
Menyanyi . meny-
Menggoda . meng-
Klasifikasi Morfem
Klasifikasi morfem didasarkan pada kebebasannya, keutuhannya, maknanya dan sebagainya.
Morfem bebas dan Morfem terikat
Morfem Bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat
muncul dalam pertuturan. Sedangkan yang dimaksud dengan morfem terikat
adalah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat
muncul dalam pertuturan. Berkenaan dengan morfem terikat ada beberapa
hal yang perlu dikemukakan. Pertama bentuk-bentuk seperti : juang,
henti, gaul, dan , baur termasuk morfem terikat. Sebab meskipun bukan
afiks, tidak dapat muncul dalam petuturan tanpa terlebih dahulu
mengalami proses morfologi. Bentuk lazim tersebut disebut prakategorial.
Kedua, bentuk seperti baca, tulis, dan tendang juga termasuk
prakategorial karena bentuk tersebut merupakan pangkal kata, sehingga
baru muncul dalam petuturan sesudah mengalami proses morfologi. Ketiga
bentuk seperti : tua (tua renta), kerontang (kering kerontang), hanya
dapat muncul dalam pasangan tertentu juga, termasuk morfem terikat.
Keempat, bentuk seperti ke, daripada, dan kalau secara morfologis
termasuk morfem bebas. Tetapi secara sintaksis merupakan bentuk terikat.
Kelima disebut klitika. Klitka adalah bentuk singkat, biasanya satu
silabel, secara fonologis tidak mendapat tekanan, kemunculannya dalam
pertuturan selalu melekat tetapi tidak dipisahkan .
Morfem Utuh dan Morfem Terbagi
Morfem utuh adalah morfem dasar, merupakan kesatuan utuh. Morfem
terbagi adalah sebuah morfem yang terdiri dari dua bagian terpisah.
Catatan yang perlu diperhatikan dalam morfem terbagi. Pertama, semua
afiks disebut konfiks termasuk morfem terbagi. Untuk menentukan konfiks
atau bukan, harus diperhatikan makna gramatikal yang disandang. Kedua,
ada afiks yang disebut sufiks yakni yang disisipkan di tengah morfem
dasar.
Morfem Segmental dan Suprasegmental
Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem segmental.
Morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur
suprasegmental seperti tekanan, nada, durasi.
Morfem beralomorf zero
Morfem beralomorf zero adalah morfem yang salah satu alomorfnya tidak
berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi melainkan kekosongan.
Morfem bermakna Leksikal dan Morfem tidak bermakna Leksikal
Morfem bermakna leksikal adalah morfem yang secara inheren memiliki
makna pada dirinya sendiri tanpa perlu berproses dengan morfem lain.
Sedangkan morfem yang tidak bermakna leksikal adalah tidak mempunyai
makna apa-apa pada dirinya sendiri.
Morfem Dasar, Bentuk Dasar, Pangkal (stem), dan Akar(root)
Morfem dasar bisa diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi bisa
diulang dalam suatu reduplikasi, bisa digabung dengan morfem lain dalam
suatu proses komposisi. Pangkal digunakan untuk menyebut bentuk dasar
dari proses infleksi. Akar digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak
dapat dianalisis lebih jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar